Pemprov Gelar Rapat Rutin, Terkait Pelaksanaan Vaksin

by redaksi redaksi
0 comment

Kawalnews.com – Terkait kegiatan Vaksinasi, Pemprov Bengkulu laksanakan rapat rutin monev terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dilakukan disetiap provinsi. Hal ini dihadiri langsung oleh perwakilan – perwakilan daerah yang menyampaikan informasi terkait pelaksaan vaksinasi tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh sekretaris daerah, Hamka Sabri yang mengikuti langsung Rapat Rutin yang dilaksanakan di Gedung VIP Pola Pemprov Bengkulu, Senin (25/01/2021).

Pelaksanaan vaksinasi dikeluhkan dikarenakan persoalan yang disampaikan dari beberapa gubernur daerah yang menyampaikan keterlambatan pelaksanaan vaksinasi yang diakibatkan sistem yang dibikin oleh kementerian sosial. Setiap Pemerintah Daerah mengungkapkan akan keluhan yang pelaksanaannya harus melakukan Registrasi dan penginputan dari pihak pusat. Dan beberapa pemerintah daerah meminta agar pelaksanaan dilaksakan dan diberi kebebasan terhadap daerahnya.

” Yang dimaksudnya itu, tidak harus register dahulu ke pusat, baru dilakukan vaksin. Dari pak menteri bilang boleh, silahkan diatur dan dilakukan secara manual. Namun hal ini masih proses izin nya terlebih dahulu, nanti bakal ada petunjuk. Hasil rakor ini kan untuk mengambil informasi, apa saja persoalan-persoalan dari tiap daerah. Dan itu akan di tindak lanjuti,” Jelas Hamka.

Dan hal ini juga ditanggapi Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi Bengkulu, Lisyenti Bahar mengungkapkan kinerja yang dilakukan selama ini secara Sistem yang disampaikan oleh Menteri Sosial. Dan saat dalam Rapat rutin, banyak persoalan- persoalan yang disampaikan oleh beberapa Pemerintah Daerah dan mengatakan agar tidak terlalu kaku dengan sistem.

“Setiap orang yang di vaksin itu harus terdaftar, kalau sudah di vaksin diinput lagi ke sistem. Nah baru tadi pak menteri mengatakan jangan kaku dengan sistem, kalau kita tidak by sistem, yang kita lakukan menyuntik hari ini 1000, namun di pusat tetap tidak terbaca. Kenapa, karena yang dibaca evaluasi itu adalah yang by sistem. Dan untuk masalah laporan yang dibikin secara manual, itukan masih dalam proses, toh percuma kalau kita sudah melakuakan misal menyuntik sbnyak 1000 namun laporan kita tidak terbaca, percumakan? Data kita tidak terinput, tetap saja kita dianggap tidak melakukan vaksinasi. Kalaupun iya sistem kita by manual, pegangan kita yah surat, yang kita lakukan ini vaksin loh,” ujar Lisyenti.

Untuk Provinsi Bengkulu sendiri, baru 7% pelaksanaan vaksinasi terhadap Nakes Provinsi Bengkulu. Hal ini dikarenakan Vaksinator Nakes Bengkulu masih melaksanakan pelatihan. Dan pelatihan Nakes tersebut baru 1 kelompok yang menyelesaikan pelatihan. Dan vaksinasi juga baru selesai dilaksanakan di 3 kabupaten, kota bengkulu, seluma dan benteng. Hal ini dikarenakan Provinsi Bengkulu yang harusnya dilaksanakan vaksinasi pada tahap ke II.

“Di bengkulu baru 7%, dan padahal di bengkulu juga disiapkan jadi tahap dua malah menjadi tahap satu. Pelatihan aja untuk nakes masih dilakukan, kita juga baru 3 kabupaten. Dan kabupaten itupun baru sabtu kemarin selesai. Jadi genjotnya itu baru minggu ini. Dan pertanyaan itu jawabannya yah normal kalau hasilnya hanya 7%, kalau hasilnya besar yah aneh. Orang baru pelatihan kok pelaksanaannya udh besar, iyakan? Berarti itu namanya kita menyuntik yang belum memiliki kapasitas menyuntik. Kondisikan berbeda beda, jadi kalau untuk jawa dan bali itukan memang sudah disiapkan dari awal untuk tahap 1. Dan mereka semua vaksinator juga sudah dilatih sebelumnya. Dan pada tgl 14 kemarin, memang baru 1 angkatan yang dilatih. Dan satu angkatan itu ada 3 ratus yang dilatih, semua nakes yang kita miliki itu ada 1200an,” jelas Lisyenti.

You may also like

Leave a Comment