Master Kampanye Hitam, Rob Allyn: “Saya Pebisnis, Bukan Politisi”
Sepertinya Narasi Hoax (Kampanye Hitam) semakin gencar memainkan dan mempengaruhi opini publik yang dilakukan terstruktur, sistematis dan massif (TSM) ?
Apakah Tahun Politik jelang Pileg dan Pilpres 2019 akan bebas dari Propaganda Narasi Hoax (Kampanye Hitam) ?. Rakyat Pemilih Sebagai Pemilik Kedaulatan Suara di Republik ini harus jeli dan lebih cerdas melihat fenomena propaganda kampanye yang terus menghiasi media massa dan elektronik serta media sosial (medsos) belakangan ini.
Mengapa demikian ? mungkin bagi Narator dan Publik (audiens) sepertinya kampanye yang biasa tidak lagi “menarik,” sekedar memperkenalkan diri, membagikan stiker, pasang baliho, pasang iklan di media massa dan elektronik, pencitraan yang biasa seperti ini mungkin dianggap ketinggalan zaman, tanpa narasi yang kuat dan menggoda, Tujuannya cuma satu menang dalam pertarungan baik bisnis maupun politik.
Dalam perang narasi aspek moralitas bukan ukuran penting, yang penting mempengaruhi Opini Publik. Dan tidak bisa dipungkiri Narasi Kampanye Hitam (Black Campaign) sering dianggap senjata yang paling ampuh untuk menjatuhkan kredibilitas dan menghancurkan elektabilitas lawan.
Dalam Sebuah Kampanye Perang Ide menciptakan Narasi lebih kredibel dan membuatnya efektif dapat diterima oleh Audiens sangat diperlukan seorang Narator yang Piawai.
Memahami Narasi;
Narasi adalah “garis kisah yang memaksa yang bisa menjelaskan peristiwa secara meyakinkan dan darinya kesimpulan bisa ditarik. Narasi bersifat strategis karena ia dirancang atau dipelihara dengan niat untuk menyusun respon pihak lain terhadap peristiwa yang sedang berkembang.”
Narasi tidak muncul secara spontan, namun ia dibangun atau diperkuat secara sengaja di luar ide atau pemikiran yang ada saat ini. Narasi mengekspresikan sense of identity dan sense of belonging serta mengomunikasikan sense atas alasan, tujuan, dan misi.
Narasi adalah sumber daya yang sangat kuat untuk mempengaruhi target audien, ia menawarkan bentuk alternatif dari rasionalitas yang berakar kuat dalam budaya, yang bisa digunakan untuk menginterpretasikan dan membingkai peristiwa-peristiwa lokal dan untuk mendorong dilakukannya aksi-aksi personal tertentu.
Rob Allyn
Salah satu Narator Propaganda Hitam (black campaign) adalah Rob Allyn. Warga negara Amerika Serikat yang dikenal sebagai tukang plintir (spin doctor) pencipta Hoax yang merancang segenap propaganda hitam untuk memenangkan kliennya.
Dia memang bukan orang main-main. Dia adalah perancang kampanye George Bush untuk menjadi Gubernur Texas, dan berada di tim pemenangan Bush untuk menjadi Presiden Amerika Serikat pada 2000 dan 2004.
Namun yang paling penting dalam catatan prestasinya adalah ketika ia menjadi konsultan politik calon presiden Meksiko, Vincente Fox, segera sesudah Bush menang di AS. Berkat tangan dinginnya, Fox berhasil naik ke tampuk kekuasaan dengan menumbangkan Partai Revolusi Institusional yang sudah berkuasa selama 71 tahun.
Rob telah malang melintang di dunia periklanan dan public relations di AS selama 25 tahun. Ia pernah menjadi Presiden dan CEO Allyn & Company yang dikenal sebagai salah satu perusahaan konsultan politik, public relations dan iklan terkemuka di AS. Pada 2000, perusahaan itu diambil alih Omnicom.
Allyn tidak bekerja untuk memenangkan ideologi tertentu. “Saya pebisnis, bukan politisi,” kata Allyn di majalah D Magazine pada 2001. Yang dia layani bukan saja klien politik namun juga perusahaan-perusahaan besar seperti Coca cola, Seven Eleven, dan AT&T. Sekadar catatan, perusahaan yang ia pimpin dikenal aktif mempromosikan hak kaum gay dan lesbian baik di AS maupun di negara-negara lain di dunia.
Namun, karena percaya dia dibayar untuk memenangkan klien, dia bisa melakukan apapun untuk memenangkan pertarungan. Salah satu keahliannya yang khas adalah merekayasa kebenaran untuk menghancurkan lawan.
Selain berprofesi sebagai konsultan politik dan bisnis, Allyn adalah seorang produser film, penulis naskah film, perancang iklan dan penulis novel. Novelnya, Front Runner yang ditulisnya pada 1990 pernah menempati posisi buku terlaris menurut New York
Kehebatannya dalam menciptakan kehidupan imajiner di layar lebar itu juga terlihat dalam kampanye yang ia rancang dalam kehidupan nyata.
Ia dianggap berjasa dalam memenangkan George Bush sebagai Presiden AS pada 2000 karena ia berhasil merancang kampanye negatif yang efektif menjatuhkan reputasi pesaing Bush, John McCain.
Kehadirannya di Meksiko sejak awal sudah diwarnai kontroversi. Negara itu sebenarnya tidak mengizinkan keterlibatan orang asing dalam masalah politik dalam negeri. Ratusan jurnalis dan aktivis HAM luar negeri diminta keluar Meksiko karena aturan itu. Namun Allyn dengan cerdik bisa terus bertahan di sana selama pemilu.
Kisahnya bak cerita spionase tingkat tinggi. Ia berkeliaran di Meksiko dengan berbagai nama palsu, seperti Jose de Murga atau Alberto Aguirre. Peran Allyn sangat besar dalam kemenangan Fox. Ia terlibat dalam hal jajak pendapat, menyusun pidato sampai menentukan pakaian yang dikenakan Fox.
Setelah kemenangan spektakuler Fox, ia sempat menjadi konsultan Perdana Menteri Bahama, Perry Christie dan juga calon presiden Haiti, Dumarsais Simeus; serta membantu Bush di masa pemerintah Amerika menyerbu Irak dan Afghanistan.
Allyn kembali membantu Fox pada 2005 untuk melobi kepentingan Meksiko di AS. Dia juga membantu keberhasilan Calderon menjadi Presiden Meksiko pada 2006. Di Meksiko, Allyn dibayar US$ 720.000 per tahun.
Media di AS yang secara khusus meliput Amerika Latin, menggambarkan Allyn sebagai orang yang lazim mengembangkan kampanye hitam dengan beragam cara: iklan-iklan provokatif, polling palsu, berbagai berita yang didasarkan pada kabar burung dan fitnah, untuk menciptakan ketakutan dan kebencian; serta juga menggelar demonstrasi bayaran dalam skala raksasa.
Untuk memenangkan Fox, misalnya Allyn menciptakan LSM bernama ‘Democracy Watch’ yang berperan sebagai seolah-olah pemantau pemilu. Di masa Fox berkuasa, Allyn juga merancang sejumlah kampanya rekayasa.
Salah satu kejahatan Allyn adalah memanipulasi peristiwa Atenco di Meksiko, Mei 2006, dalam peristiwa tersebut 30 dari 47 tahanan politik perempuan diperkosa polisi. Allyn disebut membantu Vicente Fox menentukan langkah yang harus diambil supaya kasus itu tak sampai menggoyahkan posisinya. Ia juga membantu Fox mengatur pemberitaan dalam media agar kasus ini tidak menjadi besar.
Di masa Presiden Fox, Allyn berperan besar dalam upaya membangun citra positif tentang Meksiko di AS. Salah satu keberhasilan dia adalah ketika melancarkan kampanye agar AS tidak menerapkan kebijakan yang akan memperketat arus imigran ilegal dari Meksiko.
Setiap tahun sekitar 500 ribu imigran legal dari Meksiko masuk ke AS. Hanya saja, yang sebenarnya terancam oleh kebijakan tersebut bukanlah hanya para imigran miskin dari Meksiko melainkan juga operasi penyelundupan obat bius berskala raksasa yang dilindungi pemerintah Meksiko.
Yang dilakukan Allyn adalah mengarahkan opini publik Amerika untuk bersimpati dengan nasib para imigran Meksiko dan mengabaikan isu utamanya, yakni soal arti penting pengamanan perbatasan AS-Meksiko bukan saja dari arus imigran tapi juga peredaran obat bius. Untuk itu, Allyn melakukan berbagai kegiatan lobi, jajak pendapat, iklan dan kunjungan tur pejabat Meksiko ke AS.
Allyn juga memobilisasi demonstrasi-demonstrasi yang melibatkan ratusan ribu orang di kota-kota di AS, seperti di Los Angeles. Ini sempat menimbulkan kekacauan dan huru-hara yang melibatkan kebencian ras dan etnik. Kekacauan ini turut diprovokasi oleh berbagai media berbahasa Spanyol di AS yang dibayar oleh Allyn.
Di masa kampanye Calderon (yang menggantikan Presiden Fox), Allyn juga menerapkan propaganda hitam. Pada awalnya, Calderon dikenal sebagai politisi yang jujur dan patriotik. Namun elektablitasnya tertinggal dibandingkan lawannya. Di bawah arahan Allyn, Calderon mengubah taktik kampanyenya dengan melancarkan kampanye hitam terhadap pesaingnya, walikota kota Mexico City, Lopez Obrador. Nyatanya taktik ini berhasil. Calderon menang.
Dari berbagai sumber
Penulis: Freddy Watania
Editor: Freddy Watania