Dalam sejarah perjalanan peradaban manusia yang telah menghantarkan pada aktivitas tulis menulis, banyak sudah tulisan tulisan sebagai bagian dari buah perjalanan hidup umat manusia.
Tulisan-tulisan yang sanggup menggerakkan suatu peradaban, karena pada setiap tulisan di dalamnya terkandung jiwa yang hidup, setiap tulisan mewakili bagian dari realitas semesta.
Sehingga tak jarang ketika jiwa dari tulisan itu memiliki ” jodoh ” dengan jiwa pembacanya, maka tulisan-tulisan itu mampu menciptakan perubahan besar pada jiwa-jiwa yang telah membacanya.
Kitab adalah kata lain dari buku, maka anggap saja buku adalah sebuah kumpulan dari tulisan-tulisan yang dijadikan satu, jika satu tulisan mewakili dari satu realitas, maka sebuah kitab adalah kumpulan dari realitas-realitas yang dikeringkan.
Tulisan ‘mengizinkan’ gagasan kita berlari dan menyusup kemana saja. Termasuk memengaruhi dan mengubah cara pandang orang lain.
Tulisan sebaiknya berisi data dan fakta. Tulisan yang hanya berisi opini tanpa data, ditambah bumbu-bumbu provokasi, sebenarnya bisa saja menarik perhatian orang lain. Tapi jika kita masih mengutamakan kebenaran, sebaiknya hindari tulisan seperti itu.
Bekerja dengan tim, maksudnya, jika kita memang ingin gagasan dalam tulisan bisa terwujud, maka persiapkan tim yang bisa membantu.
Tetap bersikap kritis terhadap isu sosial. Salah satu hal yang bisa mengurangi kepekaan manusia adalah rasa puas yang berlebihan. Bisa jadi kita merasa puas setelah berhasil menulis gagasan dan menjadi motor perubahan sosial. Apalagi jika gagasan itu terkait kekuasaan dan kita malah ditarik ke pusaran kekuasaan.
Terkadang, tulisan yang tak dimaksudkan sebagai trigger tapi ditulis dengan hati, malah mampu menginspirasi banyak orang. Kesimpulannya, teruslah menulis, agar ide-ide terliar kita tetap mampu menyusup dan berlari ke mana saja. (***rsh/nn)