“Di bawah kepemimpinan pak Rohidin, Pak Rohidn sudah berfikir panjang bagaimana mengangkat potensi kebudayaan yang ada di Bengkulu, ada upaya dan tindakan positif yang telah dilakukan. Saya melihat di setiap event, konten kebudayaan lokal selalu muncul dan terawat dengan baik.
Artinya sebagai seorang pemimpin Bengkulu, pak Rohidin sudah menunjukkan, kepedulian terhadap kebudayaan lokal,” ujar Paulus Sianuok Nurodom yang akrab disapa Taufik ini, menanggapi capaian pemerintah Provinsi Bengkulu yang masuk dalam peringkat ke empat nasional Indek Pembangunan Pemajuan Kebudayaan (IPK), di Istora Senayan, Jakarta (10/10).
Menurut pria yang sudah 25 tahun malang melintang di sektor kebudayaan khususnya teater ini, sosok Rohidin memiliki keberanian dalam memajukan sektor kebudayaan di daerah yang dipimpinnya.
“Tidak sebatas peduli, tapi pak Rohidin berani mencoba mewujudkan dalam beberapa event yang telah diselenggarakan. Saya rasa tidak semua kepala daerah punya keberanian seperti ini,”tambah Taufik yang selama 7 tahun pernah berproses di Taman Ismail Marzuki Jakarta ini.
Kalau pun ada keurangan disana sini, lanjut Taufik, saya rasa wajar dalam sebuah proses, “tapi niat baik dari seorang pak Rohidin, itu yang harus kita acungkan jempol. niat baik beliau untuk mengangkat kebudayaan lokal Bengkulu di kancah nasional maupun international, beliau punya keinginan tinggi untuk mewujudkan Bengkulu yang berbudaya,” lanjutnya.
Taufik berharap, ke depan, gubernur Rohidin lebih inten meminimalisir jarak antara pemerintah daerah dengan para penggiat kesenian dan kebudayaan Bengkulu.
“Selain itu, sarana penunjang juga bisa dibenahi, agar tercipta kesinampungan dalam merawat kebudayaan Bengkulu. Pemerintah memiliki andil besar dalam memajukan kebudayaan daerah” pungkasnya.
Apresiasi serupa atas capaian sektor kebudayaan di Provinsi Bengkulu, juga dilontarkan Pemerhati Sejarah dan Budaya Bengkulu, Benny Hakim Benardie.
“Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Provinsi Bengkulu mendapatkan peringkat ke empat. Ini sudah seyognyanya, karena peradaban kebudayaan yang ada di Bengkulu sudah ada Sebelum Masehi.
Hingga saat ini kebudayaan yang ada masih diwujudkan dalam prilaku dan peradatan, meskipun persentasi pemajuan kebudayaan itu dalam proses menuju maksimalisasi pengungkapan kebudayaan. Itu tampak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini,” ujar Benny Hakim Benardie.
Benny juga mengapresiasi konten kearifan lokal terus dimunculkan di berbagai perhelatan, “memang sudah seharusnya kearifan lokal mulai dimunculkan dan digiatkan. Ini merupakan sikap mengangkat ‘Arai Terendam’. Mengangkat identitas diri, jati diri dari sikap primordialisme daerah.
Mengangkat muatan lokal yang dilakukan Gubernur Rohidin, tentunya semua warga Provinsi Bengkulu memberikan apresiasi, ini akan berdampak ekonomis dan sosiologis bagi pembangunan yang ada” tambah Benny.
Benny berharap, ke depan, pemerintah daerah terus konsen dan konsisten dalam pemajuan kearifan lokal Bengkulu.
“Provinsi Bengkulu yang notabene kaya akan kekayaan peradaban kebudayaan, termasuk sejarah, perlu peran pemerintah, dalam hal ini, kepala daerah tetap konsen dan konsisten terhadap pemajuan muatan lokal. Perlu literatur untuk menginggatkan generasi mendatang,” pungkas Benny.