KawalNews.com – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bengkulu gelar rapat koordinasi (rakor) bersama lintas sektor Perum Bulog, Bank Indonesia, Kejari Bengkulu, Baznas Kota Bengkulu, Disperindag Kota Bengkulu, Dinas Koperasi Kota Bengkulu serta beberapa perangkat OPD Kota Bengkulu lainnya. Rakor yang dipimpin Asisten II Setda Kota Bengkulu Zuliyati membahas tentang antisipasi lonjakan inflasi menjelang perayaan hari natal, pergantian tahun baru dan libur sekolah, Selasa (12/11/2019) di Ruangan Hidayah Pemkot Bengkulu.
Asisten II Setda Pemkot Bengkulu Zuliyati mengatakan lonjakan inflasi pada tidak stabilnya harga pangan sayur – sayuran di Kota Bengkulu. Dimana, saat ini terlihat naik turunnya harga cabai pada pasar yang ada di Kota Bengkulu.
“Kenaikan harga cabai bisa jadi karena akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Hari ini kita rapat bersama lintas sektor untuk mencari upaya untuk mencegah lonjakan inflasi pada harga bahan makanan di Kota Bengkulu,” ucap Zuliyati usai memimpin rapat TPID Kota Bengkulu.
Hasil rapat tadi, sambung Zuliyati didapati beberapa upaya untuk mencegah lonjakan inflasi pada harga bahan makanan yang menjadi keresahan masyarakat saat ini.
“Tadi sudah kita bahas akan digelar operasi pasar keliling di 8 Kelurahan yang ada di Kota Bengkulu. Dimana, pada pasar keliling nanti akan dijual dengan harga lebih murah untuk bahan pokok seperi beras, bawang, cabai, gula dan bahan pokok lainnya. Serta untuk mencegah lonjaka inflasi, Baznas Kota Bengkulu juga akan menggelar paket bahan sembako murah untuk warga Kota Bengkulu yang tidak mampu,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Kota Bengkulu Dewi Dharma menegaskan akan terus memantau harga bahan pokok menjelang hari natal dan pergantian tahun baru.
“Perindag terus memamtau harga bahan pokok di pasar yang ada di Kota Bengkulu. Dalam satu minggu 3 kali akan kita lakukan pemantauan. Seperti yang disampaikan Asisten II Pemkot Bengkulu, Perindag Kota Bengkulu akan gelar Operasi pasar keliling di 8 titik Kelurahan Kota Bengkulu,” ujarnya.
Disisi lain, Analisis Bank Indonesia perwakilan Bengkulu Supriadi mengatakan angka inflasi di Bengkulu saat ini 2,58 persen serta terjadi deflasi pada angka 0,56 persen.
“Untuk Kota Bengkulu tekanan angka inflasi terlihat dari harga bahan makanan khusus bumbu – bumbuan pada cabai merah. Dari Bulan Mei kenaikan harga cabai merah cukup tinggi. Hingga sekarang cabai merah menjadi penyumbang inflasi di Kota Bengkulu, ” pungkasnya.