Kawalnews.com- Dampak pandemi Covid-19 di Kota Bengkulu tampaknya meraba hingga ke seluruh aspek. Salah satunya ialah aspek ekonomi, permasalahan ini nampaknya semakin rumit seperti meningkatnya pengangguran dan terkontraksinya ekonomi yang cukup dalam.
Melihat dampak tersebut, Komisi I DPRD Kota Bengkulu menginginkan OPD terkait melakukan gerakan untuk mengatasi pukulan berat akibat pandemi Covid-19 dengan melakukan hearing bersama Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bengkulu, Senin (22/02/2021).
Pada hearing ini, perwakilan Komisi I DPRD Nuzuludin mengatakan dampak pandemi Covid-19 juga mengakibatkan permasalahan ekonomi yang sangat rumit. Ia pun meminta Disnaker untuk menciptakan beberapa peluang kerja agar dampak tersebut teratasi.
“Menjadi tugas berat bagi Disnaker untuk menciptakan peluang kerja sebanyak mungkin. Upaya tersebut bisa dengan memperkuat peran Disnaker sebagai OPD teknis ketenagakerjaan,” jelas Nuzuludin.
Menurutnya, Persoalan utama yakni persoalan anggaran. Tetapi hal ini dapat dikoordinasikan dengan pengambil kebijakan, sehingga Disnaker dapat benar-benar menjalankan tupoksinya dalam mengurai problem pengangguran. “Salah satunya ialah bisa dengan memberikan pelatihan bagi karyawan yang baru saja mendapat pemutusan hubungan kerja,” lanjutnya.
Sementara itu, anggota lainnya yakni Kusmito Gunawan mengatakan Disnaker perlu intervensi kebijakan terhadap perusahaan-perusahaan yang ada, terutama toko modern dan waralaba yang masih beroperasi. Intervensi kebijakan itu terkait dengan upaya memprioritaskan pekerja lokal.
“Intinya pekerja lokal kita tidak boleh hanya jadi penonton saja, namun harus diprioritaskan. Itu kalau kita mau menyelesaikan problem penganggurannya, Pemda harus intervensi. Agar perusahaan-perusahaan yang ada memiliki tanggung jawab yang sama mengatasi persoalan ini,” ujar Kusmito.
Sedangkan Ariyono Gumay meminta Disnaker mendata dana CSR yang nantinya dapat dipergunakan untuk pemberian pelatihan bagi karyawan yang baru di PHK, misalnya pelatihan UMKM dan juga bantuan permodalan.
“Daripada perusahaan itu ngasih Laptop dan barang elektronik lainnya, lebih baik dananya untuk pelatihan oleh Disnaker,” ujar Ariyono.
Sementara itu, Kadisnaker Munarwin menyebut keterbatasan anggaran membuat pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Kendati pernah punya rencana untuk melakukan pemutakhiran data perusahaan, namun karena Pandemi Covid-19 upaya tersebut belum dapat direalisasikan. (ADV)