Kawalnews.com – Kemarin, Rabu, 20 Juli 2022, beredar video yang menunjukkan terjadinya perundungan (bullying) di sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Bengkulu Utara. Aksi perundungan ini dilakukan oleh 3 orang anak terhadap salah satu teman mereka di dalam kelas. Meski setelah diselidiki pihak sekolah ternyata peristiwa tersebut merupakan skenario mereka untuk konten TikTok, hal ini tetaplah harus mendapatkan perhatian serius bagi sekolah, orang tua, masyarakat, dinas dan juga aparat keamanan.
Ketua Pengurus Daerah Bengkulu Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya (Srikandi TP Sriwijaya), Apt. Destita Khairilisani, S. Farm,MSM , melihat ini merupakan gambaran jelas bahwa perundungan masih terjadi di sekolah-sekolah.
“Anak-anak itu kemungkinan membuat konten tiktok dengan ponsel mereka, tentunya terinspirasi dari apa yang mereka alami atau saksikan sehari-hari di sekolah atau di lingkungan mereka,” kata Destita.
Kekerasan fisik sebagaimana terlihat di dalam video yang viral tersebut mencerminkan bahwa ada yang tidak beres pada anak-anak di sekolah. “Mestinya anak-anak menunjukkan partisipasi mereka ikut mencegah terjadinya perundungan di sekitar mereka, bukan justru ikut menunjukkan bagaiman peristiwa itu terjadi sehingga menjadi contoh anak-anak lain untuk melakukan perbuatan buruk ini,” tambah perempuan muda yang baru saja dikukuhkan sebagai Ketua Pengurus Daerah Srikandi TP Sriwijaya Provinsi Bengkulu ini.
Perundungan menimbulkan efek buruk pada anak-anak. Korban perundungan biasanya kehilangan atau memiliki rasa percaya diri yang rendah yang menyebabkan mereka merasakan depresi atau tekanan hebat. Beberapa korban perundungan mengalami tekanan fisik dan/atau emosional sebagai akibat dari perundungan di sekolah. Remaja yang mengalami perundungan lebih mungkin untuk terus mengalami depresi pada masa dewasanya.
Selain itu, beberapa anak dapat menjadi korban perundungan yang lama, yang terjadi beberapa kali dalam seminggu dan menyebabkan anak-anak ini tidak masuk kelas. Pihak sekolah harus turun tangan dan menyelesaikan kasus-kasus perundungan kronis untuk mencegah bahaya jangka panjang yang dapat berpengaruh pada kehidupan masa depan dari anak-anak.
Berkaitan dengan video peristiwa perundungan di salah satu sekolah di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut, Pengurus Srikandi TP Sriwijaya Provinsi Bengkulu meminta dengan serius semua pihak yang terkait untuk aktif mencegah berulangnya perundungan di sekolah-sekolah dan juga lingkungan sekitar, supaya anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pertama, pihak sekolah. Guru dan semua pihak sekolah perlu menyadari bahwa meskipun perundungan umumnya terjadi di area seperti kamar mandi, taman bermain, lorong yang ramai, dan angkutan sekolah serta melalui telepon seluler dan komputer, hal- hal tersebut tetap harus ditanggapi dengan serius. Pihak sekolah harus menekankan pada anak-anak didiknya bahwa menceritakan perundungan yang dialami bukanlah mengadu. Jika seorang guru mengamati intimidasi di dalam kelas, dia perlu segera turun tangan untuk menghentikan dan melakukan penyelidikan lebih jauh.
Kedua, orang tua. Anak-anak mungkin tidak selalu bersuara ketika dirundung. amati jika mereka memiliki tanda-tanda seperti pakaian robek, ragu-ragu untuk pergi ke sekolah, nafsu makan berkurang, mimpi buruk, menangis, atau depresi dan kecemasan umum. Lakukan percakapan terbuka di mana Anda dapat mempelajari apa yang sebenarnya terjadi di sekolah sehingga Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki situasi. Selesaikan masalah ini dengan bekerjasama dengan pihak sekolah.
Orang tua juga harus memahamkan pada anak-anak bahwa perilaku perundangan adalah perbuatan tercela dan tidak boleh dilakukan. Siswa juga dapat aktif mencegah jika terjadi perundungan di sekolah. Mereka dapat melaporkan pada pihak sekolah maupun kepada orang tua. Siswa diajari untuk tidak membalas perilaku perundungan dengan perbuatan yang sama. Juga perlu menghindari menyendiri supaya tidak menjadi korban intimidasi dari temannya.
Ketiga, masyarakat. Masyarakat haru menunjukkan sikap dan perilaku yang baik terhadap sesama yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak di sekitar. Perilaku anak- anak lebih sering mengikuti apa yang mereka lihat pada orang-orang di sekitarnya. Masyarakat jug berkewajiban untuk mencegah dan menghentikan perundungan yang terjadi sehingga tidak sampai berulang. Pendidikan bagi anak-anak adalah tanggung jawab kita semua, sekolah, orang tua, dan masyarakat yang merupakan lingkungan dimana anak-anak berada.
Terkhusus dalam memperingati Hari Anak Nasional ini Destita bersama Srikandi Srikandi, khususnya Srikandi di seluruh kota/kabupaten di Provinsi Bengkulu berharap semua pihak terkait dapat menyelamatkan anak anak dari perundungan dan menjadikan anak anak menjadi anak yang maju, sejahtera dan hebat.