Bengkulu : Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bengkulu mendorong peran perempuan menyuarakan misi perdamaian di daerah.
Hal itu disampaikan Sektretaris FKPT Provinsi Bengkulu Wibowo Susilo dalam Talk Show Perempuan Teladan Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian yang digelar di Gedung Serba Guna Provinsi Bengkulu, Kamis (1/9/2022).
Talkshow dihadiri Asisten I Pemprov Bengkulu, Khairil Anwar, Bunda PAUD Derta Wahyulin, dan Sekretaris FKPT Wibowo Susilo.
Wibowo mengungkap peran perempuan sangat strategis di lingkungan keluarga dan masyarakat, Wibowo menilai kaum perempuan dapat membawa pengaruh besar dalam mendidik dan mereduksi paham radikal terorisme.
Melalui kemajuan teknologi informasi, perempuan harus memviralkan pesan yang sarat akan nilai toleransi dan perdamaian.
“Kami berharap ibu-ibu dapat memberikan edukasi kepada anak-anak, mengawasi anak-anak dalam berinteraksi utamanya dalam bersosial media karena saat ini propaganda radikal terorisme marak di dunia maya, ibu-ibu juga berkontribusi menyebarkan narasi kebaikan,” katanya.
Keterlibatan perempuan dalam terorisme bukan fenomena baru di negeri ini. Sejak tahun 2015 hingga 2021, Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) mencatat sebanyak 14 perempuan setidaknya berperan dalam pendanaan hingga pelaku aksi teror.
Atas hal itu adanya andil perempuan dalam terorisme ini sangat disayangkan mengingat perempuan merupakan figur seorang ibu yang seharusnya menjadi benteng dalam menangkal radikalisme dalam keluarga.
“Berawal dari mengikuti suami hingga mengajak anak-anaknya untuk melakukan jihad, sangat disayangkan karena kaum perempuan ini yang bergaul erat dengan anak-anak,” kata Wibowo.
FKPT terus berupaya berkoordinasi dan menggandeng seluruh elemen masyarakat untuk mencegah masuknya paham tersebut di keluarga dan lingkungan masyarakat.
“Kami menilai peran perempuan dan pemuda sangat penting dalam mewujudkan perdamaian dunia dalam pencegahan radikalisme dan terorisme khususnya di lingkungan keluarga,” sampai dia.
Sementara itu, disampaikan Derta Wahyulin yang juga sebagai Ketua TP PKK Provinsi Bengkulu menyambut baik peran tersebut. Dalam lingkungan keluarga, kata dia, seorang perempuan atau ibu dapat menjadi partner dialog bagi anak-anak dan suaminya terkait dengan berbagai hal, seperti keagamaan dan kebangsaan.
Ia menjelaskan radikalisme dan terorisme merupakan kejahatan luar biasa dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Menurut dia, dampak terorisme tidak hanya mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan pada harta benda, tetapi juga merusak stabilitas dan ketahanan negara dalam sisi ekonomi, keamanan, ketahanan, sosial budaya, dan aspek-aspek lainnya.
“Terorisme menjadi ancaman bagi peradaban modern dan merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia yang tidak memandang suku, ras, agama dan bangsa,” ujarnya.
Oleh karena itu, katanya, perlu kerja sama semua pihak untuk memerangi paham ini.
Ia mengatakan tugas memerangi terorisme dan radikalisme bukan hanya tanggung jawab BNPT dan pemerintah tetapi tanggung jawab bersama, termasuk kaum perempuan.
“Kita harus bergotong royong atau bekerja bersama untuk melawan radikalisme dan terorisme ini. Kita sebagai masyarakat adalah ujung tombak dan pemerintah harus banyak membuat berbagai forum penyadaran radikalisme dan terorisme,” katanya.