Penulis : Deni Andrea (Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Bengkulu)
.
Kawalnews.com – Ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan dan perkembangan sebuah negara. Suatu negaradapat dikatan maju apabila memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, hal tersebut dapat tercermin dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan nasional negara tersebut. Maka dari itu, negara-negara banyak berlomba untuk menaikkan pertumbuhan ekonominya demi mencapai kondisi yang stabil untuk dapat mewujudkan tingkat kesejahteraan negara yang tinggi. Dalam kenyataannya, untuk mencapai pertumbuhan ekonmi yang baik tidak selalu sesuai dengan ekspetasi yang ada. Hal ini dapat dikatakan banyak tantangan bahkan ancaman yang dihadapi oleh negara-negara, seringkali ancanman dan tantangan ini tidak terkendali dihadapi sebuah negara karena banyak faktor-faktor eksternal yang dihadapi. Maka dari itu juga, sebuah negara harus teliti dalam menghadapi tantangan dan ancaman ini supaya suatu negara tidak mengalami resesi.
.
Resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Terjadi resesi pada suatu negara dapat menyebabkan penurunan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi dan lapangan pekerjaan. Resesi juga dapat diartikan bahwa telah terjadi penurunan harga-harga barang (inflasi). Penurunan PDB adalah indikator paling penting dan sebagai bobot penentu yang cukup besar saat resesi terjadi. Awal mula terjadinya resesi ekonomi karena diakibatkan oleh krisis ekonomi di suatu negara.
.
Saat suatu negara terjadi resesi perekonomian pada suatu negara dapat berpengaruh negatif pada kegiatan ekonomi satu sama lain, seperti investasi yang menurun dapat berakibatkan pada tingkat produksi atau komoditas juga berakibatkan mengalami penurunan. Hal ini juga berdampak pengangguran, menurunnya tingkat konsumsi masyarakat dan daya beli masyarakat terhadap produk. Sehingga berimbas pada keuntungan perusahaan yang menurun. Jika terjadinya resesi perekonomian suatu negara dalam jangka panjang dapat mengakibatkan depresi ekonomi yang berakibat pada kebangkrutan ekonomi. Maka pemulihan kondisi ekonomi sangat sulit ketika suatu negara memasuki tahap depresi ekonomi.
.
Indonesia sebagai tujuan bagian dari negara dunia sewajarnya sudah harus bersiap diri dalam menghadapi ancaman resesi 2023 mendatang. IMF berspekulasi bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesi tahun ini dan tahun 2023 mendatang masih akan dihantui oleh deselerasi global. Progre ekonomi Iindonesua tumbuh sangat impresif pada kuartal II tahun 2022 yang berada di angka 5,4%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini diestimasi mencapai 5,1% secara tahunan. Namun, adanya volatilitas dan gejolak ekonomi global mengakibatkan tahun 2023 Indonesia mengalami perlambatan ekonomi. Sebagai negara berkembang Indonesia diprediksi mengalami inflasi sebesar 9,5% dan akan mengalami ppertumbuhan ekonomi sevesar 3,9%. Dengan adanya momentum seperti ini, Indonesia harus mulai berhati-hati dalam menetapkan kebijakan ekonomi guna memperkecil dampak dari resesi global 2023.
.
Sepanjang tahun 2022 mengalami ketidaktentuan kondisi yang mengakibatkan inflasi pada negara, terutama Indonesia. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian dunia. Berbagai krisis, mulai dari krisis energi, pangan dan keuangan diprediksi akan mengarah pada pada resesi global. Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu berbicara tentang tiga “tripple horor” yang dihadapi dunia saat ini, mulai dari resiko suku bunga tinggi, inflasi, hingga resiko kelesuan ekonomi. Salah satu dari tiga hal yang ditakutkan Sri Mulyani ternyata semakin nyata, yakni resiko kenaikan inflasi. Kenaikan inflasi tampaknya semakin tak terelakkan, pasca keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Perekonomian tahun 2023 diperkirakan masih diliputi ketidakpastian.
.
Presiden Jokowi mengakui, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM akan meningkatkan inflasi. Berdasarkan perhitungan, inflasi nasional akan mencapai 1,8% dari kenaikkan harga BBM. Sementara itu, dalam beberapa waktu terakhir, beberapa negara berkembang, seperti Sri Lanka, Argentina, dan Bangladesh telah bangkrut.
.
Inflasi global meroket akibat krisis rantai pasok akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangusng lebih dari 2 tahun. Hal ini juga diperparah dengan perang Rusia-Ukraina. Sehingga munculnya krisis energi dan pangan di beberapa negara.
.
Wabah resesi global yang sedang terjadi harus menjadi perhatian pemerintah untuk menangkal masalah resesi yang berpotensi besar melanda pada tahun 2023 ini di Indonesia. Upaya untuk untuk menangkal resesi harus benar-benar menjadi atensi pemerintah, karena akan berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah yang harus diambil pemerintah untuk menangkal juga bisa dengan menjaga aliran modal asing tetap masuk. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh aliran modal yang bersifat portofolio. Maka dari itu ditengah gejolak perekonomian dunia, aliran modal utama sangat penting untuk menghindari terjadi resesi perekonomian.
.
Terkhusus di Bengkulu potensi munculnya resesi pada tahun 2023 ini harus menjadi atensi pemerintah juga. Hal ini adalah alarm pengingat, bahwasannya pertumbuhan ekonomi dan angka inflasi haruslah bisa dikendalikan agar supaya resesi ini bisa terhindari. Tentu mengoptimalkan berbagai sektor adalah upaya untuk menghadapi potensi resesi ini.