Bengkulu – Hari ini, Selasa (29/08/2023) Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol. Drs. Agus Salim memimpin Rapat Antisipasi Karhutla di Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan di ruang Aula Assessment Biro SDM Polda Bengkulu. Rapat karhutla ini tak terlepas dari fenomena El – Nino yang menerpa hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu. El Nino merupakan pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian Tengah dan Timur.
Dalam amanatnya, Wakapolda Bengkulu menyarankan agar secepatnya ditentukan leading sector yang bisa mengumpulkan para Kepala Daerah, Perusahaan-Perusahaan dan masyarakat untuk kita berikan sosialisasi terkait Karhutla dan bagaimana cara mengantisipasinya.
“Agar dibentuk grup Whatsapp untuk memudahkan kita mendapat informasi dari BMKG dan saya harapkan infomasi yang diberikan jangan hanya sekedar gambar saja tetapi dikemas semenarik mungkin sehingga kita dan anggota bisa tertarik untuk dibaca,” jelas Wakapolda Bengkulu.
Berdasarkan dat yang dipaparkan kepala BMKG Bengkulu hingga saat ini titik panas di bulan agustus hanya 2 titik di daerah seluma perbatasan dan daerah Kaur. Untuk titik panas di Indonesia hampir merata dan paling tinggi ada di Kalimantan dan NTT
“Untuk potensi kebakaran lahan yang perlu diwaspadai di daerah pesisir yaitu Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Pulau Enggano,” tambahnya.
Ia menjelaskan potensi titik panas dan kebakaran lahan di Bengkulu terus dipantau menggunakan satelit, radar hingga data observasi lalu peningkatan hotspot juga dipengaruhi kondisi dinamika atmosfir terutama Topografi di Bengkulu.
Sementara itu Irwasda Polda Bengkulu Kombespol Asep Teddy Nurrasyah, S.I.K., M.M., mengatensi untuk dilakukan antisipasi lahan-lahan gambut di sekitar perkebunan yang sengaja dibakar untuk dibuka perkebunan sawit karena banyak kasus ketika sudah dibakar dan ditinggal saja sehingga meluas hingga terjadinya kebakaran lahan yang luas.
“Terkait lahan gambut biasanya api diatas nya sudah mati tetapi api yang berada dibawah lahan gambut itu masih hidup. Kita harus meningkatkan himbauan dan informasi kepada masyarakat terkait Karhutla terutama di daerah rawan Karhutla,” ucapnya.
Senada dengan Irwasda, AKBP Nurmansyah selaku Kabagdalops Roops memaparkan ada 18 kasus kebakaran lahan yang seluruhnya diakibatkan pembakaran hutan oleh masyarakat untuk membuka lahan perkebunan. Ada 1 TSK yang telah ditetapkan dan sudah P21 terkait kasus pembakaran lahan.
Polri sudah memiliki aplikasi Lancang Kuning yang berguna untuk memantau Karhutla tetapi hanya bisa diakses oleh 8 Polda.
Turut hadir pada rapat serta dialog Perwakilan Basarnas, Kepala Klimatologi, Perwakilan Danrem dan BPBD.