Bengkulu – Menjawab tantangan kerja jurnalis di era digital, Ikatan Alumni S1 Jurnalistik Fisip UNIB bersama dengan Program Studi S1 Jurnalistik Fisip UNIB menggelar seminar dengan tema “Peluang Kerja Jurnalis Profesional dan Digital Marketing” Sabtu (21/10/2023) di Aula Pascasarjana Lantai 3 Fisip UNIB.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang berasal dari lulusan S1 Jurnalistik Fisip UNIB, Bayazir Al-Rayhan, S.I.Kom dari Kompas Tv dan Fery Sandria, S.I.Kom CEO PT Gebay Group.
Dikatakan Ketua IKAL S1 Jurnalistik Fisip UNIB, Tri Yulianti Imran, S.I.Kom, kegiatan seminar ini dilakukan bersamaan dengan pelantikan IKAL S1 Jurnalistik Fisip UNIB periode 2023-2026.
Seminar ini sebagai program awal yang dilakukan para alumni untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa jurnalistik berkaitan dengan dunia kejurnalistikan dan prospek kerja jurnalistik kedepan.
“Seminar ini kita adakan sebagai bentuk keseriusan dan komitmen pengurus IKAL S1 Jurnalistik Fisip UNIB dalam menjalankan roda organisasi yang tujuannya untuk memberikan pengetahuan pada mahasiswa jurnalistik khususnya,” ujar Tri Yulianti.
Dalam materi seminar yang disampaikan Ferry Sandria, prospek kerja Digital Marketing saat ini sangat menjanjikan. Apalagi jurnalistik menjadi jurusan yang sangat komplit. Mulai dari jurnalis, praktisi hingga menjadi konten kreator sekali pun.
“Jurnalistik menjadi jurusan yang komplit. Di era sekarang, pekerjaan dibidang digital marketing sangat menjanjikan, sehingga sangat di sayangkan jika mahasiswa jurnalistik tidak memanfaatkan hal ini,” sampainya.
Sementara itu, jurnalis Kompas TV yakni Bayazir Al-Rayhan menjelaskan bahwa menjadi seorang jurnalis adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan.
Tak hanya itu untuk menjadi seorang jurnalis, seorang wartawan dituntut untuk menjadi pribadi yang disiplin serta selalu siap sedia dalam menghadapi berbagai situasi.
Bayazir menggambarkan ketika dirinya harus meliput bencana gempa bumi yang terjadi di Bengkulu dengan kekuatan 5,1 Magnitudo beberapa waktu lalu.
Sembari berlari keluar dari gedung Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu yang saat itu tengah melakukan peliputan terkait vaksinasi Covid-19, ia masih menyempatkan diri untuk mengambil gambar, ketika orang-orang panik dan berhamburan keluar dari gedung.
Tak hanya itu, dikala pedihnya gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian ditengah ricuhnya aksi demo kenaikan BBM, ia juga harus tetap sigap mengambil setiap momen dari aksi tersebut.
“Artinya keprofesionalan seorang jurnalis di uji ketika ia dihadapi dengan berbagai rintangan dan tantangan namun tetap bisa menjalankan tugas jurnalistik dan menginformasikan pada masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan seminar ini diikuti oleh ratusan mahasiswa S1 jurnalistik dan disupport oleh media Bengkulu dan organisasi pers Provinsi Bengkulu seperti RBTV, BETV, Harian Rakyat Bengkulu, Bengkulu Ekspres Media Group, TribunBengkulu.com, Gebay.co.id, Bengkulu today.com, SMSI, AMSI dan Persatuan Wartawan Indonesia serta Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Bengkulu. (Rilis)