Kawalnews.com – Penanganan stunting di kabupaten kerinci mengemuka sebagai modal yg menjanjikan menurut pejabat (PJ) bupati kerinci dalam paparanya pada senin pagi 13 Mei 2024 dengan penurunan prevalensi stunting menjadi 8,7 persen pada tahun 2023 kabupaten kerinci diberkati sebagai pelopor dalam menangani masalah ini di provinsi jambi.
Namun pandangan masarakat berbeda jauh dari pencapayan yang di umumkan pemerintah, dibalik pujian tersebut kekecewaan muncul karena penanganan stunting di kabupaten kerinci di anggap sekedar formalitas dan seremonial.
” Anggaran banyak habis untuk rapat, makan dan snek sementara penderitaan stunting dan resiko stunting tidak terlayani keluh salah satu kepala desa di kabupaten kerinckerinci yang berinisial(EJR) senin(13/05/2024)
Lanjut dia menjelaskan kepada media kami yang telah berstatus desa stunting selama beberapa tahun, menjadi contoh nyata ketidak pedulian pemerintah meskipun dijanjikan penanganan konvergensi oleh berbagai instansi anggaran justru mengalir ke desa_desa lain yang bukan desa stunting.
Katanya stunting di tangani secara Konvergensi(bersama_sama) oleh setiap dinas atau instansi tapi kenyataan nya anggaran malah tidak diluncurkan ke desa stunting namun ke desa lain yang tidak desa stunting.
Keadaan ini menurut nya menimbulkan keraguan akan keseriusan dan optimalisasi kerja pemerintah kabupaten kerinci dalam menangani stunting , besar dugaan penurunan status stunting di kabupaten kerinci di provinsi jambi pada umunya hanya untuk nama baik saja pemerintah malu dengan kemiskinan sehinga jumlah nya di sembunyikan ujar nya.
Dia berharap kepada bapak (PJ) bupati kerinci bisa memberikan solusi bagi desa_desa stunting kami juga berharap agar (PJ) bupati kerinci bisa mencari jalan keluar dalam penanganan stunting di kerinci agar tidak sama dengan tahun sebelumnya ungkap (PHL) .