Makam Keramat Tambak, Menelisik Sejarah Islam di Sebrang Kota Jambi

by redaksi redaksi
0 comment

Kawalnews.com – Makam keramat tambak, begitu warga sekitar menyebutnya. Makam ini merupakan makam dari sosok ulama besar jambi yaitu Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah. Bagi Seorang Muslim, berkunjung ke Provinsi Jambi akan terasa lengkap jika berkunjung ke makam keramat tambak Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah yang berada di TPU Arab Melayu kelurahan Tahtul Yaman, kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.

Habib Husin menjadi tonggak sejarah penting perjalanan masuknya agama islam di jambi.beliau merupakan orang yang pertama kali masuk ke kota Jambi dari kalangan ahlul bait ( kalangan habib/keturunan nabi muhammad saw).

Secara nasab, Habib Husin bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Al-Imam Umar Baragbah bin Ahmad Al-Aksah bin Muhammad bin Assyaikh Abdullah Ba’alwi bin Alwi Al-Ghoyur bin Alfaqih Almuqoddam wal Kanzul Mutholsam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohibul Mirdad bin Ali Kholi’ Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Imam Ahmad Al Muhajir bin Isa Arrumi bin Muhammad Annaqib bin Al Imam Ali Al Uraidhi bin Ja’far Ash-Shodiq bin Muhammad Albaqir bin Ali Zainal Abidin bin Husin Assibd bin Ali, ummuhum Fatimah.

Menurut Habib Rofiq bin Muhammad Al-Muhdor sebagai pengurus dari Makam keramat tambak Habib Husin bin Ahmad Baraqbah, Habib Husin lahir di akhir abad ke-11 hijriah, sekitar tahun 1095 H (1683 M) dikota Tarim, Hadhramaut, Yaman. Tarim dikenal sebagai kota asal seluruh bani alawi, kota yang diberkahi, yang merupakan tempat bermunculnya para wali.

Sejak dini, Habib Husin sudah mulai belajar mengaji dan menghafal Al-Qur’an serta mempelajari ilmu agama dan mendalaminya terutama ilmu fiqih madzhab syafi’i. Beliau menimbah ilmu dengan ayahanya Habib Ahmad serta guru lainnya seperti Al Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Sohibul Rotib).

Habib husin tidak hanya menuntut ilmu agama di kota Tarim saja, Beliau juga melakukan perjalanan mencari ilmu di luar Kota Tarim seperti Seiwun, Syibam, Taris, Zilak, Sihr dan kota lainnya.

Setelah menuntut ilmu dan umur sudah sampai puncak kematangan, Habib Husin melakukan perjalanan hijrah untuk berda’wah. Habib Husin hijrah bersama saudara kandunganya yaitu Habib Zein. Di perjalanan hijrah beliau singgah di India dan Habib Zein bermukim dan menetap di India.

Sementara itu Habib Husin melanjutkan perjalanan ke indonesia. Sebelum masuk ke indonesia beliau singgah di kedah, Malaysia. Dalam versi riwayat yang lain sebelum masuk ke Jambi, Habib husin pernah singgah di Aceh tahun 13 H/18 M pada zaman dinasti sayid tepatnya saat Syarif Ibrahim Jamaludin berkuasa.

Habib Husin masuk ke Kota Jambi pada tahun 1138 hijriah atau 1726 masehi. Di Kota Jambi inilah beliau memulai da’wahnya mengajak umat ke jalan Allah SWT. Habib Husain ketika awal datang ke Jambi awalnya berdagang lalu bisa diterima oleh masyarakat. Dari kegiatan tersebut orang tahu akhlaknya Habib Husin. Setelah diterima, baru mulai sedikit demi sedikit menyampaikan Islam.

Selama di Jambi, Habib Husin bertemu dengan banyak suku, salah satunya saudagar kaya keturunan Cina yang tinggal di tengah keluarga istana bernama Datuk Sintai. Dengan akhlak dan kelakuan Habib Husin ini, Tergerak hati Datuk Sintai untuk mengambil mantu Habib Husin untuk dinikahkan dengan putrinya bernama Nyai Resik.

Selain Nyai Resik, Habib Husin juga menikah dengan putri seorang bangsawan. Sebelum ke Jambi, Habib Husin juga pernah nikah dengan putri bangsawan di Palembang. Total ada 13 putra dan 3 putri. Sebagian riwayat mengatakan Habib Husin punya istri enam, 2 dari Syarifah, 3 dari Melayu, 1 dari China. Punya 13 anak lelaki dan 3 perempuan. Keturunan ini kemudian tersebar di Indonesia dan negara lain,” Tutur Habib Rofiq.

Habib Husin bin Ahmad hidup sekitar 35 tahun di Jambi. Pada tahun 1173 H/1753 M, Habib Husin wafat di Kota Jambi. Keturunan Habib Husin saat ini masih aktif syiar Islam dan tersebar di Jambi, Riau, Pontianak, Trengganu, Jakarta, Palembang, Semarang, Surabaya, Serawak, Kedah, Purbalingga, Banyuwangi, Makassar, Cirebon.

Setelah wafat, makam Habib Husin dikunjungi oleh berbagai tokoh dari Yaman, Turki, Malaysia dan negara lainnya. Setiap hari selalu ada peziarah yang datang untuk berziarah dan berdoa.

Makam Habib Husin terkenal dengan nama makam keramat Tambak. Saat ini menjadi salah satu destinasi wisata religi andalan Provinsi Jambi. Setiap tahun, saat perayaan haul Habib Husin dikunjungi oleh ribuan jama’ah dari berbagai daerah hingga mancanegara.

Di antara karomah Habib Husin yaitu bisa menundukkan hewan buas. Sehingga patuh pada perintahnya. Hal ini diperkuat oleh adanya aurod yang diamalkan secara turun temurun oleh anak cucu dan murid Habib Husin. Murid habib Husin tersebar di Jambi dan mendirikan pondok pesantren.

Karomah lainnya, khusus di makam Habib Husin sering terjadi hal-hal yang bersifat khoriqul adat, salah satunya makam Habib Husin yang tidak pernah tersentuh oleh luapan air meskipun terjadi banjir yang besar dan berada tidak jauh dari sungai. Dan juga pernah terjadi kebakaran besar di sekitar makam habib husin atas kehendak allah makam habib husin tidak tersentuh api sama sekali atau tidak terbakar.

Banyak sebenarnya karomah Habib Husin yang tidak kita masukkan ke buku manaqibnya. Masalah menundukkan hewan dan makam bebas banjir dan itu yang umum saja.

Habib Rofiq sebagai pengurus dari makam keramat tambak Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah ini berharap ke depannya semakin banyak masyarakat khusunya anak muda yang tertarik menggali lagi sejarah perkembangan agama islam dijambi, salah satunya dengan menjadikan makam Habib Husin sebagai salah satu tujuan wisata religinya ungkap.(Muhammad Farhan Pranata)dan(Muhammad Dimas Pratama)

You may also like

Leave a Comment