Kawalnews.com – Aksi demonstrasi yang digelar gabungan aktifis Bengkulu yang terdiri dari BEM UMB, BEM UNIB, Kanopi, Walhi, dan Ganesis yang digelar di depan Kantor DPRD Provinsi Begkulu berakhir kios, Kamis, (24/09/2020)
Pantauan media ini, aksi dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2020 itu awalnya berjalan damai. Satu per satu orator menyampaikan tuntutan diantaranya meminta agar pemerintah mengembalikan HGU terlantar untuk masyarakat petani, meminta agar pemerintah menutup perusahaan ilegal karena merugikan daerah hingga menolak UU Cipta Lapangan Kerja Omnibus law.
Selang setengah jam berjalan, masa mula nampak gusar karena tuntutanan yang mereka sampaikan tidak ditanggapi. Masa kemudian beranjak tenang ketika beberapa orang anggota DPRD Provinsi Bengkulu Zulasmi Oktarina dari Fraksi Nasdem, Demo Xler dari Fraksi PAN, dan Gunadi Yunir dari Fraksi PPP menemui massa.
Namun, aksi kembali tegang saat Dempo Xler yang sedang berbicara dihadapaan massa tiba-tiba disela oleh salah seorang aktifis sembari berteriak di depan politisi PAN itu. Aksi massa pun pecah.
Polisi menyemprotkan air dari mobil water canon untuk menenangkan massa tapi aksi itu semakin memancing reaksi massa hingga beberapa orang aktifis maju untuk menghalau semprotan air. Konsentrasi massa mulai tak terkendali hingga polisi terpaksa menembakan gas air mata.
Aktifis nampak terpontang panting berlarian untuk menghindar dan 8 orang aktifis diamankan polisi diantaranya, Muhammad Yusuf (BEM-UMB), Kelvin Aldo (Aktifis IMM), Ali Akbar (Kanopi), Abdullah (BEM-UMB), Zul (Aktifis IMM) Sugi (aktifis Genesis) dan beberapa orang aktifis BEM UNIB.
Salah seorang peserta aksi yang juga aktifis IMM Elekusman mengatakan, tuntutan yang mereka sampaikan merupakan suara rakyat yang harus didengar oleh seluruh penguasa negeri agar tercapainya konsesi kedaulatan bagi petani di indonesia.
Di hari tani nasional ini kata Elek adalah momentum untuk kembali mengingatkan kita akan nasib petani yang merupakan mayoritas dari jumlah penduduk tapi tidak justru mendapatkan tempat yang adil.
“Kepada teman-teman yang diamankan kami akan terus berjuang, kami tetap bersama-sama kalian” kata Elek kepada Bengkuluinteraktif.com usai menggelar aksi.
Sementara itu, dikatakan Kapolres Bengkulu AKBP Pahala Simanjuntak, S.Ik, saat ini 8 orang aktifis tengah diamankan di Mapolres Bengkulu untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Nanti akan kami mintai untuk keterangan nanti juga penangungjawab atau korlapnya kita akan undang untuk dimintai klarifikasi” kata Kapolres
Kapolres juga mengimbau agar masyarakat tidak mengumpulkan aksi massa yang berakibat pada kerumunan karena dikhawatirkan akan menjaid klauster baru penyebaran wabah COVID-19. (AMBO/GJ)