Bengkulu – Dalam rangka mencegah paham radikalisme dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Bengkulu (Unib), Kasatgaswil Bengkulu Densus 88 AT, Kombes Pol Dr. Imam Subandi, SS.. S.H., M.H., didaulat menjadi narasumber dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Unib tahun 2022. Kegiatan ini diikuti sekitar 450 mahasiswa baru Fakultas Hukum Unib dan digelar GOR Unib, Rabu (10/8/2022), dimulai pukul 13.00 – 15.00 WIB.
Dalam penyampaiannya, Imam mengatakan, dalam belajar, mahasiswa harus memiliki prinsip. Prinsip tersebut harus digunakan dalam mempelajari hukum dan agama. Dengan prinsip-prinsip, dalam berorganisasi dan belajar agama dapat dijadikan filter.
Lanjut Imam, dirinya mengajak para mahasiswa untuk optimis menatap masa depan, sebab tidak ada yang tahu pasti diantara 450 mahasiswa tersebut kedepannya akan menjadi apa dan pasti akan menggeluti berbagai profesi.
Selanjutnya, Imam memaparkan tentang bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme, dimana munculnya hal tersebut dikarenakan cara memahami agama yang salah.
Salah satu cara agar terhindar dari pemahaman tersebut adalah dengan moderasi beragama.
“Moderasi beragama itu bukan agamanya yang dimoderasi, tapi caranya yang dimoderasi,” tuturnya.
Imam memberikan rumus dalam bergaul yakni dengan menghargai perbedaan, bersatu dalam persatuan untuk menjaga NKRI.
Imam juga menyampaikan fungsi Densus 88 AT Polri dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum yakni menindak pelaku Tindak Pidana Terorisme.
“Densus 88 AT Polri melaksanakan penegakan Hukum berdasarkan hukum yang sudah diatur oleh undang-undang. Aksi terorisme dilandasi sikap intoleransi dan radikalisme,” sampainya.
Selanjutnya, Imam mengutip pernyataan Kepala Densus 88 AT Polri Irjen Pol Marthinus Hukom yakni “Allah menciptakan aku, juga kamu, agar melalui kamu aku bisa melihat diriku yang lain. Melalui kamu, aku melihat segala kelebihan dan kekuranganku. Karena adanya kamu, aku sadar bahwa aku ada, ada dalam segala konsekuensi sosial. Mungkin kita berbeda dalam kehendak, tetapi kita satu dalam kemanusiaan. Kita berbeda, tetapu bukan berarti kita harus berhadap-hadapan. Kita sama, tetapi bukan berarti kita saling berebutan. Kita telah diciptakan dengan ukuran masing-masing agar segala sesuatu tidak berlebihan. Berbeda membuat kita kaya dalam keberagaman, sama membuat kita utuh dalam persatuan”, demikian.
Dipenutup, Imam menyampaikan bahwa mahasiswa harus banyak-banyak membaca dan mencari referensi agar mampu berpikir kritis.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNIB Dr.Candra Irawan, S.H.,M.Hum, Dekan FH UNIB Dr. Amancik, S.H.,M.Hum, Wadek FH Unib Bidang Akademik Dr. M.Yamani, S.H.,M.Hum, Wadek FH Unib Bidang Sumberdaya Dr. Antory Royan, S.H.,M.Hum, Wadek FH Unib Bidang Kemahasiswaan Dr.Edra Satmaidi, S.H.,M.H, Ketua Bagian Hukum Pidana Susi Ramadhani, S.H.,M.H.