Bengkulu, Kawalnews.com – Pakar Ekonomi Bengkulu, Prof. Dr. Muhartini Salim, SE., MM menyebut bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM sudah tepat.
Prof. Dr. Muhartini Salim, SE., MM yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen UNIB mengungkapkan bahwa fluktuasi harga minyak dunia menyebabkan ketidakpastian dan berdampak signifikan bagi APBN. Sementara subsidi dan kompensasi energi termasuk BBM pada tahun 2022 ini telah meningkat tiga kali lipat dari Rp152 triliun menjadi Rp502 triliun.
“Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan untuk APBN kita, disamping itu juga berdasarkan data dari Kemenkeu bahwa yang menikmati subsidi BBM sebagian besarnya adalah kalangan mampu sehingga subsidi dinilai kurang tepat sasaran,” jelasnya.
Anggaran subsidi BBM yang terus meningkat akan lebih efektif jika dialihkan kepada sektor yang lebih memberikan manfaat secara lebih luas.
“Pengalihan subsidi BBM perlu dilakukan agar anggaran tersebut dapat digunakan untuk sektor lain seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur yang dapat memberikan dampak lebih besar dan menyeluruh bagi masyarakat,” pungkasnya.