Bengkulu – Hutan bagi masyarakat Desa Batu Raja R, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara adalah tumpuan. Sumber mata air atau nakai yang berada di hutan desa mengairi sawah dan ladang mereka, yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat desa. Oleh karena itu, bagi masyarakat menjaga hutan adalah menjaga sendi-sendi kehidupan itu sendiri. Untuk mewujudkan cita-cita besar, “hutan lestari masyarakat sejahtera”, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi berkolaborasi dengan Hutan Itu Indonesia (HII) mendorong perusahaan pakaian merek ternama Uniqlo untuk melakukan aksi penjagaan hutan dan pemberdayaan masyarakat melalui program Adopsi Hutan. Program ini akan berfokus pada menjaga, merawat, dan melindungi ekosistem hutan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.
HII merupakan gerakan berbasis kampanye yang menyuarakan pelestarian dan penjagaan hutan kepada anak muda Indonesia melalui pesan-pesan kreatif di berbagai media dan platform. Selain itu, juga mendorong perusahaan-perusahaan untuk mendukung program kelestarian hutan.
Andrian Pramana, Media Koordinator Hutan Itu Indonesia menyebutkan, “Dalam program Adopsi Hutan di Lemo Nakai bersama Uniqlo kami ingin menjembatani banyak cerita di Lemo Nakai supaya orang-orang di perkotaan makin mengenal Lemo Nakai, yang harapannya nanti potensi yang ada di Lemo Nakai ikut terangkat baik dari sisi wisata maupun Hasil Hutan Bukan Kayu-nya, dan jadi inspirasi bagi anak muda perkotaan untuk menjaga hutan,” ujarnya dalam acara Kick Off Meeting Program Adopsi Hutan Desa Lemo Nakai di Desa Batu Raja R pada Sabtu, 17 September 2022.
Sementara itu, KKI Warsi merupakan lembaga yang berfokus pada pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang selama ini telah bekerja membantu masyarakat di sekitar hutan di 7 provinsi untuk pengelolaan hutan yang berbasis kearifan lokal dan berkelanjutan. Dalam Program Adopsi Hutan, satu orang fasilitator KKI Warsi akan tinggal bersama masyarakat Batu Raja R untuk mengidentifikasi dan mengembangakan potensi hutan desa. Baik melalui pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti gambir dan sumber air maupun pemanfaatan jasa lingkungan dengan pengelolaan ekowisata dan pohon asuh yang sedang dikembangkan.
“Adopsi hutan dengan Uniqlo akan menjalankan progran dan kegiatan untuk kelestarian hutan selama tiga tahun kedepan. Kita bisa mengembangkan potensi hutan, misalnya pengolahan gambir, madu, rotan, dan juga pengelolaan jasa lingkungan. Tahun pertama Kita membuat data base bagaimana kehidupan masyarakat di sini survei bagaimana potensi hutan desa yang ada di lemonakai. Selanjutnya akan dilakukan peningkatan kapasitas masyarakat, melalui pelatihan patroli, identifikasi 200 ribu pohon asuh dan akan menghubungkan dengan pemangku kebijakan untuk misalnya perbaiki infrastruktur misalnya,” kata Emmy Primadona Koordinator Program KKI Warsi.
Ada pun Program Adopsi Hutan juga didukung oleh Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Lindung Bukit Daun. Kepala KPHL Yudi Riswanda kerja sama ini menjadi jalan terang dalam pengelolaan perhutanan sosial pasca terbitnya SK Hutan Desa.
“Kerja sama ini menjawab pertanyaan bagaimana pengelolaan perhutanan sosial pasca keluarnya izin. Sebab terbatas dalam anggaran dan sumber daya yang ada di KPHL. Dengan kolaborasi ini, kita mencoba melihat bagaimana pengelolaan hutan ke depan, selama ini kita berpikir pengelolaan hutan menjadikannya kebun, kita membuka wawasan masyarakat untuk mewujudkan tujuan PS hutan lestari dan masyarakat sejahtera, salah satunya dengan pohon asuh. Bagaimana orang-orang yang jauh di sana bisa mengadopsi hutan,” ujarnya.
Hutan Desa Lemonakai menerima SK dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang langsung diserahkan Presiden Jokowi pada 2017 lalu. Dalam beberapa waktu terakhir, telah mengelola kawasannya, salah satunya dengan program Pohon Asuh bersama KKI Warsi.
“Kami menyambut baik perhatian Warsi, HII, Uniqlo untuk berkegiatan di Batu Raja R dan Hutan Desa Lemo Nakai. Saat ini ada 94 pohon di hutan desa yang telah diasuh dan berdasarkan survei yang dilakukan ada 100 lebih pohon yang berdiameter lebih dari 40 cm. Hanya butuh 5 menit bisa ditebang, tapi hasilnya mungkin 1 juta atau dua juta. Tapi jika satu itu tidak ditebang, manfaatnya bisa dirasakan anak cucu kita nanti,” ungkap Renaldi Kepala Desa Batu Raja R.