Homestay adalah rumah tinggal yang sebagian kamarnya disewakan kepada tamu dalam jangka waktu tertentu untuk mempelajari budaya setempat atau suatu rutinitas tertentu. Homestay memiliki fungsi yang sangat berpengaruh bagi alur wisatawan di Desa Sirnajaya. Oleh sebab itu, Tim Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, melakukan pengembangan SDM mengenai homestay hospitality yang disampaikan oleh Bapak Setiawan Wibowo.
Desa Sirnajaya merupakan Desa yang memiliki banyak potensi wisata. Desa ini memiliki Situ Rawagede yang menyajikan panorama danau di antara perbukitan hijau yang menyejukkan. Terletak di ketinggian 800 mdpl, Situ Rawagede menjadi lokasi yang tepat untuk melakukan berbagai kegiatan outdoor. Terdapat juga kopi lokal yang menjadi komoditas lokal dan oleh-oleh khas Desa Sirnajaya.
Bapak Setiawan Wibowo selaku pemateri menyampaikan dengan semua potensi wisata tersebut, homestay dapat menahan arus wisatawan yang masuk sehingga dapat menghasilkan lebih banyak kegiatan ekonomi melalui berbagai kegiatan wisata lainnya. Pengunjung homestay bukan hanya ingin berekreasi namun juga ingin membaur dengan masyarakat serta mempelajari kebiasaan dan budaya setempat. Wisata ini biasa disebut dengan Rural Tourism (Wisata Pedesaan) yang merupakan wisata alternatif yang menyajikan aktivitas pedesaan dan kearifan lokal masyarakat.
Pengembangan Desa Wisata Pedesaan membutuhkan perhatian banyak pihak. Terdapat lima pihak, yang selanjutnya disebut dengan pentahelix theory, memegang peranan penting. Pihak-pihak tersebut yakni Akademisi (Konseptor), Bisnis (Investor), Komunitas (Akselerator), Pemerintah (Operator), dan Media (Katalisator). Dalam perannya, kelima pihak ini sangat berhubungan dalam hal mengelola, mengatur, dan mengembangkan Desa Wisata. Pengembangan ini bisa melalui tiga konsep dan pendekatan, yakni budaya, alam, dan buatan atau kreasi.
Desa Sirnajaya diklasifikasikan sebagai Desa Wisata Berkembang yang dilihat dari empat indikator yakni jumlah kunjungan, industri pariwisata yang berkembang, kesiapan skill dan SDM, diversifikasi produk dan aktivitas wisata, dan amenitas pariwisata. Terdapat tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan menuju Desa Wisata Unggul yakni infrastruktur, higienis, kebersihan dan kesehatan, serta kesiapan informasi teknologi.
Kemudian pembahasan dilanjutkan pada homestay hospitality. Pemateri menyampaikan panduan hospitality dari mulai ruang penerimaan tamu, kamar tidur, kamar mandi/toilet, dapur, dan ruang/area sekeliling. Panduan inipun tak lepas dari keadaan post-pandemic yang mengharuskan semua pihak memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Pemateri menyampaikan secaralengkap mengenai fasilitas, kebersihan, dan perawatan setiap ruangan homestay.
Kegiatan ini dilakukan di Saung Cahaya dan dihadiri oleh 23 (dua puluh tiga) orang peserta. Keadaan hujan tidak menyurutkan semangat mereka, kegiatan berjalan secara interaktif. Pemateri membuka diskusi dengan mempersilakan peserta berkonsultasi mengenai kendala homestay yang dikelolanya.