Jakarta – Setelah disomasi oleh Forum Milenial Nasaruddin Umar (ForM NU) atas dugaan pencemaran nama baik Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A oleh Abraham Samad melalui akun media sosialnya. Abraham Samad masih enggan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Imam Besar Masjid Istiqlal.
Melaui JawaPos.com dia menyampaikan “itukan video wawancara sama Prof di Studio Podcast saya yang sudah pernah ditayangkan, makanya kami masih mendiskusikan sama Prof (KH. Nasaruddin Umar),” kata Samad dihubungi JawaPos.com, Minggu (17/3).
“Padahal tidak sesederhana itu. Tidak sesederhana hanya dengan merevisi judulnya. Kami mendapatkan potongan video dengan judul yang sama terseber di media sosial yang diambil dari postingan Abraham Samad. Hal ini sangat meresahkan bagi kami”, tegas Muhammad Aras Prabowo Direktur LPEK PB PMII.
“Melalui media sosialnya (Youtube & Instagram), dia mempolitisasi video podcast Imam Besar Masjid Istiqlal dengan mengubah judulnya dari “Negara Punya Ajal, Rezim Akan Mati, Perlu Pertobatan Nasional” yang diposting 23 Maret 2023, menjadi “Nasaruddin Umar: Rezim Jokowi Akan Tiba Ajalnya, Perlu Pertobatan Nasional, Negara Punya Ajal” 16 Maret 2024”, ungkap Muhammad Aras Prabowo.
“Katanya hanya mengupload ulang, tapi judulnya diubah. Tidak kontekstual lagi dengan isi. Ini yang mengindikasikan bahwa Abraham Samad ada upaya mempolitisasi podcast dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, lebih jauh kami berasumsi bahwa ini dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan dari akun YouTubenya”, tegas Muhammad Aras Prabowo.
“Gara-gara kepentingan hasrat politik dan ekonomi Abraham Samad, membuat geram junior, murid hinggah jama’ah Imam Besar Masjid Istiqlal diseluruh Indonesia. Kami sudah diskusi dengan pengacara dan beberapa Lembaga Bantuan Hukum untuk melaporkan persoalan ini ke Bareskrim Polri”, terang Muhammad Aras Prabowo.
Ketua Umum ForM NU juga menyampaikan hal yang sama. “Jama’ah milenial Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A diseluruh Indonesia geram atas tindakan yang tidak beretika yang dilakukan oleh Abraham Samad. Untuk itu, kami menuntut permohonan maaf secara terbuka oleh Abraham Samad sebagaimana kami sampikan pada rilis pertama”, tegas Rafly Setiawan.
“ForM NU setiap provinsi akan bergerak, jika Abraham Samad tidak melakukan permohonan maaf secara terbuka”, tegas Rafly.