Kawalnews.com – Dalam acara Pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Sumatera yang digelar di Balai Raya Semarak Provinsi Bengkulu, Senin (8/7/2019), kopi Bengkulu jadi topik utama pembahasan.
Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu, Rohidin Meryah menyampaikan bagaimana Komoditas unggulan Sumatera itu betul-betul punya posisi tawar dan punya nilai ekonomi yang lebih besar.
“Harapannya nanti ada pusat perdagangan Kopi yang terkoordinasi .Sehingga Sumatera Kopi Treding House yang akan kita pusatkan bisa jadi di Bengkulu,” kata Rohidin.
Selain itu, Rohidin juga mengarapkan di Rakorgub se-Sumatera kopi Sumatera mempunyai daya saing yang lebih besar dari kancah Nasional hingga Internasional.
“Sehingga Kopi Sumatera punya posisi tawar maupun posisi daya saing yang lebih besar dalam kancah Kopi Nasional bahkan kopi dunia,” jelas Rohidin.
Diketahui, areal perkebunan kopi tersebar di banyak daerah yang terkonsentrasi di Pulau Sumatra. Pada 2015, kopi yang dihasilkan sebanyak 460.000 ton. Jumlah ini setara 69% dari total produksi kopi Indonesia.
Provinsi penghasil kopi terbesar di pulau ini meliputi Sumatra Selatan (20% dari total produksi kopi di Indonesia), Lampung (16%), Sumatra Utara (9%), dan Bengkulu (8%).
Untuk jenis Robusta luas lahan mencapai 1 juta hektar. Produktivitasnya sebesar 601 ribu ton atau 80,4%. Sedangkan jenis Arabika mengambil areal 0,30 juta hektar dengan hasil 147 ribu ton atau 19,6%. Jumlah produksi paling kecil ialah varietas Liberika. Karena hanya sebesar 2%, secara statistik penghitungan jenis kopi ini sering disatukan dengan Robusta.(Ds/Adv/Ambo)