Kawalnews.com – Untuk mencegah stunting atau kekurangan asupan gizi pada anak, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Selatan, M Redwan Arif meminta desa mengalokasikan anggaran mulai tahun 2020 mendatang.
Tambahan alokasi anggaran lewat APBDes diharapkan bisa mengoptimalkan upaya pencegahan stunting.
“Penanganan stunting sebenarnya ada pada peningkatan gizi, bahkan sejak dalam kandungan,” katanya, Kamis (26/9/2019)
Selain itu orang tua juga harus memberikan pola asuh yang baik pada anaknya. Penyebabnya ada dua, ekonomi dan perilaku. Kalau ekonomi itu sudah jelas.
“Kalau keluarga tidak berdaya secara ekonomi, tidak bisa beri asupan gizi dengan baik, akhirnya muncul kasus stunting. Tetapi, ada juga kami temukan yang kemampuan ekonomi tinggi, malah terjadi stunting. Ini penyebabnya perilaku pola asuh,” ujar Redwan.
Ditambahkanya, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya intervensi, bapik spesifik maupun sensitif. Penanganan spesifik, yakni pemberian asupan gizi langsung pada bayi dan balita. Sementara penanganan spesifik adalah pengentasan kemiskinan dan edukasi pola asuh yang melibatkan berbagai sektor.
Pihaknya terus mengedepankan upaya pencegahan, dengan mengoptimalkan peran posyandu.
“Sesuai instruksi pak Bupati supaya kepala desa mengalokasikan anggaran untuk menekan munculnya kasus stunting,” tutur Redwan.
Alokasi anggaran itu, sambungnya terdiri dari penyediaan asupan gizi bagi ibu hamil dan balita, upaya ekonomi produktif untuk peningkatan taraf hidup masyarakat miskin, serta pemberdayaan dan edukasi pola asuh pada orang tua.
“Ini harus dilakukan sejak dini. Malah pasangan-pasangan yang baru menikah itu perlu konseling pada petugas kesehatan, supaya bisa mencegah stunting. Termasuk melakukan deteksi dini kesehatan jani dan bayi,” pungkasnya.