6 Kapolres Ikuti Bedah Buku Rekonstruksi Nasionalisme di Polresta Bengkulu Secara Virtua

by redaksi redaksi
0 comment

Bengkulu – Bertempat di Comand Center Polres Kota Bengkulu, Kamis (1/6/2023) siang, enam Kapolres jajaran mengikuti kegiatan bedah buku “Rekonstruksi Nasionalisme” karya Kombes Pol Langgeng Purnomo, S.l.K., M.H., secara virtual.

Adapun, bedah buku ini dalam rangka peringatan HUT Bhayangkara yang ke-77 untuk menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme bagi anggota Polri di seluruh Indonesia, sehingga dapat menjalankan tugasnya sebagai pelayan , pelindung, dan pengayom masyarakat.

Memimpin Vicon adalah As SDM Polri, Irjen Pol Dr Dedi Prasetyo didampingi Psikolog Kepolisian Utama Tingkat II SSDM Polri Brigjen Pol Dra Desy Andriani, Karo SDM Polda Metro Jaya Kombes Pol Langgeng Purnomo, jurnalis senior Farouk Arnaz, dari BPIP Sadono Sriharko, akademisi ITS Dr Soedarso yang mengulas buku Rekonstruksi Nasionalisme.

Sementara itu, enam Kapolres jajaran yang hadir di Comand Center Polresta Bengkulu adalah Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Aris Sulistyono S.H, M.H., Kapolres Rejang Lebong AKBP Juda Trisno Tampubolon S.H.,S.I.K.,M.H., Kapolres Seluma AKBP Arif Eko Prastyo S.I.K ,M.H., Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Florentus situngkir S.I.K., Kapolres Lebong AKBP Awilzan S.IK., Kapolres Bengkulu Tengah AKBP Dedi Wahyudi S.I.K, M.H., PJU Polresta Bengkulu dan para Kapolsek Jajaran Polresta Bengkulu.

Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si hadir secara daring menjadi Keynote Speaker menyampaikan, dalam pandangan Kapolri, dinamika perubahan lingkungan strategis yang cepat dan dinamis saat ini menjadi tantangan dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Situasi saat ini dimana perubahan lingkungan strategis yang cepat dan dinamis mengingatkan kita untuk senantiaasa menjiwai empat konsensus dasar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Kapolri.

“Hal ini tidak hanya dipahami secara tekstual, namun juga harus diimplementasikan secara seimbang melalui cipta, rasa dan karsa. Oleh karena itu, kita harus senantiasa membangun semangat kebangsaan sebagai perekat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” sambungnya.

Dalam kesempatan ini, Kapolri juga memberikan apresiasi kepada Kombes Pol. Langgeng Purnomo, S.I.K., M.Si atas jerih payah dan karyanya dalam memperkuat semangat nasionalisme di Indonesia.

“Selamat kepada Kombes Pol Langgeng Purnomo, S.I.K., M.Si. Semoga kehadiran buku ini mampu memberikan kontribusi positif dalam upaya mengembalikan jatidiri bangsa dan memperkuat semangat nasionalisme sebagai kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan kedepan,” tutup Kapolri.

Sementara itu, buku “Rekonstruksi Nasionalisme, Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara Untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia” merupakan salah satu karya buah renungan Langgeng Purnomo. Rekonstruksi nasionalisme diawali bangsa Indonesia untuk kembali dari pemahaman nasionalisme yang positivistik, linier, bekerja seperti mesin menjadi pemahaman nasionalisme dengan pemahaman melalui rasa dan karsa untuk menjaga dan melestarikan ekosistem kehidupan.

Rekonstruksi Nasionalisme yang dimaksud adalah mengembalikan pada makna yang sebenarnya untuk mencintai tanah air Indonesia, khususnya yang gagal paham, gagal fokus, gagal nalar tentang NKRI. Langgeng Purnomo mengajak kita semua untuk ditata oleh nilai kesakralan dari Pancasila, UUD NRI tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Perbedaan yang ada di dalam bangsa kita merupakan suatu rahmat. Alam semesta yang teratur memberi contoh dan mengajarkan kepada kita bahwa semua ini adalah sesuatu yang telah tersusun secara rapi membentuk suatu sistem yang terdiri dari banyak benda angkasa yang bergerak secara teratur dengan fungsi dan peran yang berbeda-beda. Masing-masing berada pada garis edar di orbitnya masing-masing dan tidak akan saling bertabrakan membentuk suatu keteraturan di alam semesta.

Pun Bhinneka Tunggal Ika jika diibaratkan sebagai tubuh kita, yang terdiri dari berbagai macam organ dan bentuk, namun kesemuanya saling melaksanakan tugas fungsinya sehingga kita dapat hidup utuh menjadi manusia yang dapat beraktifitas. Suatu keniscayaan bahwa perbedaan yang ada merupakan suatu rahmat bagi kita semua. Rahmat itu, jika kita sikapi seperti keteraturan alam semesta, maka rahmat iulah yang dapat menghadirkan perdamaian bagi dunia ini.

Sekali lagi, melalui buku ini, Langgeng mengajak kita untuk tobat nasional kembali ke jatidiri kita yang pada akhirnya pun akan kembali kepada Sang Pencipta : Allah SWT, Tuhan YME. Kita harus menemukan jalan kembali itu melalui jalan cinta tanah air. Tujuan akhir dari rekontruksi nasionalisme ini adalah agar kita semua dapat menerapkan Pancasila dalam tindakan nyata untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kemanusiaan saat ini menuju perdamaian dunia.

You may also like

Leave a Comment